Awal Oktober lalu, HTC memperkenalkan andalan barunya di kategori smartphone Android, One X+.
Kini, berdampingan dengan seri Windows Phone 8X dan 8S, HTC bersiap membawa produk tersebut ke pasar Indonesia.
Dari luar, kedua smartphone ini ibarat pinang dibelah dua,
hampir tak berbeda sama sekali, baik dari segi desain, bentuk fisik,
maupun dimensi keseluruhan. Opsi warna yang disediakan HTC pun sama-sama
stealth black dan polar white.
Material yang digunakan pun setali tiga uang, kedua smartphone yang ibarat kembar ini dibuat dari plastik polikarbonat bertekstur matte yang terkesan solid dengan rancangan unibody
"Tapi ada cara paling mudah untuk membedakannya, yaitu lingkaran merah
di sekeliling unit kamera belakang pada HTC One X+ serta logo Beats
Audio yang lebih besar di bagian bawah," ujar Justin Zhang, Head of
Product Portfolio HTC South Asia.
Dia mengatakan, meski dari luar tampak nyaris serupa, HTC One X+ mengusung sejumlah peningkatan dari segi hardware, terutama kapasitas storage on-board yang diperbesar menjadi dua kali lipat (64 GB, dengan kapasitas real yang bisa dipakai sebesar 56 GB) dan prosesor yang lebih kencang.
HTC One X+ menggunakan prosesor NVIDIA Tegra 3 (AP37) berkecepatan 1,7
GHz, lebih tinggi dari Tegra 3 (AP33) pada One X yang memiliki kecepatan
1,5 GHz. Sebagai pendukung kinerja, One X+ datang dengan sistem operasi
Android 4.1 Jelly Bean secara default, dibalut interface HTC Sense 4+.
Peningkatan hardware tersebut,
menurut Zhang, berujung pada kinerja One X+ yang lebih baik sebesar 27
persen secara keseluruhan dibanding One X. "Dalam benchmark seperti Quadran, hasilnya bisa 60 persen lebih tinggi," tambahnya.
Dengan interface HTC
Sense, antarmuka One X+ sendiri tampak identik dengan One X. Kecepatan
responsnya sedikit berbeda. One X+ terasa lebih mulus ketika bernavigasi
dalam antarmuka Android.
Salah satu perbedaan yang paling kentara terlihat dari hasil tangkapan kamera depan. HTC One X+ dibekali front camera
dengan resolusi 1,6 megapixel (dibanding 1,3 megapixel milik One X).
Dari perbedaan resolusi memang kecil, tetapi hasil fotonya jauh lebih
jernih.
Sayang, modul kamera belakang bisa dibilang tidak
mengalami peningkatan, masih dengan unit 28 mm F 2.0 sensor 8 megapixel.
Sama seperti pendahulunya, One X+ pun tidak menyediakan kontrol exposure compensation dan focus lock sehingga menyulitkan pengaturan hasil foto. Exposure yang
dihasilkan sepenuhnya tergantung pada hasil "pemikiran" One X+ tentang
kondisi ideal, yang belum tentu cocok dengan keinginan pengguna.
Burst rate kamera sedikit ditingkatkan. Saat dibandingkan dengan One X, terlihat One X+ bisa mengambil lebih banyak frame dalam waktu yang sama. Peningkatan lain, mode video-nya sedikit lebih responsif, dengan fokus yang terasa lebih cepat.
Untuk pengguna yang suka menyetel musik pada smartphone,
kualitas suara One X+ bisa dibilang sedikit lebih baik dibanding One X.
Musik yang diputar pada volume tinggi terdengar kencang, tetapi tidak
pecah.
"Kami memang menerapkan amplifier beats audio baru yang mencegah peaking," ujar Zhang. Sayang, amplifier ini hanya untuk loudspeaker on-board, bukan jack audio headphone yang sebenarnya lebih berguna.
Informasi harga dan ketersediaan One X+ di Indonesia masih belum diketahui, tetapi pihak HTC mengatakan bahwa smartphone ini
dijadwalkan memasuki pasar Tanah Air pada kuartal keempat tahun 2012.
"One X sendiri tetap akan dijual, berdampingan dengan One X+, tetapi
mungkin dengan level harga lebih rendah," tutup Zhang.